Jumat, 25 Oktober 2013

Laporan Praktikum Zoologi Invertebrata

PERCOBAAN : I

I.              Judul Praktikum           : Pengenalan Mikroskop
II.           Tanggal Praktikum       : 21 November 2012
III.        Tujuan Praktikum        : Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui bagian – bagian dan mengetahui cara menggunakan mikroskop
IV.        Dasar Teori                    :
Menurut susio (2011 : 5) menyatakan bahwa mikroskop merupakan suatu alat yang berguna untuk memperbesarkan bayangan benda, sehingga benda-benda yang berukuran kecil dapat dilihat oleh mata.
Menurut Ristiati (2000 : 35) menyatakan bahwa mikroskop digunakan untuk melihat suatu objek dan induksi deraksi sehingga ada perbedaan dalam fase antara sinar yang ada dapat terdeteksi dengan samar yang tidak mengalami defreksi bersama-sama, ada penurunan intensitas sianr sebab adanya perbedaan fase-fase.
Menurut Abdun Rucyana (2011 : 159) menyatakan bahwa mikroskop cahaya merupakan mikroskop yang membutuhkan cahaya (cahaya matahari atau cahaya lampu) untuk dapat melihat bayangan benda, mikroskop ini biasanya digunakan untuk praktikum mikroorganisme.
Menurut Cambel (2003 : A5) menyatakan bahwa mikroskop cahaya difokuskan pada spesimen oleh lensa pembalik yang terbuat dari kaca bayangan yang diperbesar oleh lensa objektif dan lensa abuler untuk memproyeksi ke mata. Sedangkan pada mikroskop elektron, berkas elektron difokuskan pada spesimen oleh lensa pembalik, bayangan diperbersar oleh sebuah lensa objektif dan lensa proyektor, untuk diproyeksi ke layar.

V.           Alat dan Bahan :
a.      Alat :
1.    Mikroskop
2.    Kaca benda
3.    Kaca penutup
b.      Bahan
VI.        Cara Kerja
1.      Diambil sebuah mikroskop yang terdapat di laboratorium Tarbiyah Biologi Unmuha, Diamati bagian-bagian mikroskop.
2.      Digambar bagian-bagian mikroskop.

VII.     Hasil Pengamatan       :
Gambar       : Mikroskop
Pembesaran   :
Keterangan

1.      Butuh teropong
2.      Lensa okuler
3.      Refolfer
4.      Lensa objektif
5.      Lengan mikroskop
6.      Meja benda
7.      Penjepit kaca
8.      Kondensor
9.      Skrup penggorok sedian depan belakang
10.  Skrup penggorok sedian kiri kanan
11.  Lampu
12.  Mikrometerskrup
13.  Makrometerskrup
14.  Pengatur cahaya
15.  Kaki
16.  Stop kontak
17.  chok

VIII.  Pembahasan                :
Mikroskop yaitu suatu sistem alat yang berguna untuk memperbesar bayangan benda, sehingga benda-benda yang berukuran kecil dapat dilihat dengan jelas oleh mata.
Pada mikroskop ada yang disebut bagian optik ialah bagian yang disebut bagian mekanik, yang disebut bagian optik ialah bagian yang berhubungan dengan kaca (lensa), sedangkan mekanik merupakan bagian yang tidak berhubungan dengan mata.
Mikroskop pada prinsipnya terdiri dari dua lensa cembung, yaitu lensa obuler (dekat dengan mata) dan lensa objektif (dekat dengan benda). Baik obuler maupun objektif dirancang untuk memperbesar bayangan benda. Mikroskop yang memiliki satu lensa obuler disebut mikroskop monokuler, dan yang memiliki dua lensa okuler disebut binokuler.
Lensa objektif dipasang pada roda berputar, yang disebut refolfer. Setiap lensa objekif dapat diputar ketempat yang sesuai dengan pembesaran yang diinginkan. Sistem lensa objektif memberikan pembesaran mula-mula dan menghasilkan bayangan nyata yang kemudian diproyeksikan ke lensa okuler. Bayangan nyata tersebut diperbesarkan oleh lensa okuler untuk menghasilkan bayangan maya yang kita lihat.
Mikroskop terdiri atas bagian-bagian yang masing-masing bagian mempunyai fungsi tersendiri. Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan benda yang bersifat maya dan tegak. Lensa objektif berfungsi untuk mengatur pembesaran ukuran dengan pembesaran 4x, 10x, 40x, dan 100x. Kondesor berfungsi untuk mengatur bayangan yang akan diamati atau untuk menaik dan menurunkan kondensor. Makrofokus berfungsi untuk mengatur jarak sehingga tepat fokusnya secara kasar. Mikrofokus berfungsi mengatur jarak sehingga fokusnya tepat secara halus, meja objek berfungsi untuk meletak prefarat yang akan diamati, penjepit berfungsi untuk memperkokoh kedudukan prefarat agar tidak goyang. Lengan berfungsi untuk memegang mikroskop. Diafragma berfungsi mengatur cahaya yang masuk dalam mikroskop. Kaki atau dasar berfungsi untuk memperkokoh kedudukan mikroskop dengan baik.

IX.        Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
1.      Mikroskop merupakan alat bantu utama dalam melakukan pengamatan, karena digunakan untuk melihat struktur benda-benda mikroorganisme.
2.      Mikroskop terdiri dari bagian optik dan mekanik. Contoh bagian optik lensa okuler,lampu, diafragma dan filer. Sedangkan bagian mekanik ialah refolfer. Lengan mikroskop, kaki, strup pengatur, meja benda, penjepit dan lainnya.
3.      Mikroskop terbagi menjadi mikroskop cahaya dan elektron, mikroskop cahaya ialah mikroskop yang membutuhkan cahaya untuk dapat melihat bayangan benda, baik dari cahaya mata atau cahaya lampu. Sedangkan mikroskop elektron adalah mikroskop yang memamfaatkan energi dan radias elektrostatik dan elektromagnetik untuk mengatur pencahayaan dan tampilan objek.
4.      Mengamati objek dengan lensa objektif harus diawali dengan nilai pembesaran terkecil, objek tersebut belum tampak dapat ditambah nilai pembesarannya hingga mencapai nilai terbesar.



PERCOBAAN : II

I.              Judul Praktikum           : Protozoa 
II.           Tanggal Praktikum       : 21 November 2012
III.        Tujuan Praktikum        : Mahasiswa dapat mengenal beberapa anggota phylum protozoa.
IV.        Dasar Teori                    :
          Menurut Mukayat Djarubito (1989 : 60) menyatakan bahwa protozoa adalah hewan-hewan bersel tunggal. Hewan – hewan ini mempunyai struktur yang lebih majemuk dari sel, namun protozoa merupakan organisme yang sempurna, karena keseluruhan organisme ini dibungkus oleh satu membran.
Menurut Adun Rusyana (2011 : 164) menyatakan bahwa phylum  protozoa berukuran mikroskopis,  ada yang hidup soliter dan berkoloni. Bentuk tubuhnya bermacam-macam: bulat, memanjang, oval atau tidak beraturan, intiselnya sudah dapat dibedakan berjumlah satu atau lebih. Alat gerak berupa silia, hagel, cilia dan psedopolium. Beberapa spesies memiliki cangkang/cangkok sebagai pelindung tubuh.
Menurut Wisnu Wardhana (1990 : 7) menyatakan bahwa phylum protozoa merupakan tipe eukaryot, yang mempunyai beragam tipe simetri tubuh dan mempunyai kisaran luas dalam hal kerumitan struktur tubuhnya. Hewan filum ini hidup dimanapun  ada kelembaban: dilaut, air tawar dan dalam tanah. Klasifikasi protozoa pada umumnya ditetapkan berdasarkan organel penggerak, yaitu hagel, cilia dan speudopodia, kecuali anggota kelas sporozoa. Reprodukasi anggota filum ini dapat aseksual yaitu pembelahan binari, pembelahan ganda, atau pertunasan dan seksual misalnya singami ataupun pembentukan ganda.
Menurut Muhammad Ali (2004 : 11) menyatakan bahwa tubuh protozoa merupakan keumpulan protoplasma yang terdiri dari ekstoplasma yang terdapat dibagian luar dan endoplasma yang berada dibagian dalam. Ekstoplasma dapat menghasilkan suatu dinding sel yang dinamakan dengan pellicula atau membentuk cangkang yang keras. Endoplasma memiliki berbagai bangunan yang diperlukan seperti vakuola makanan yang merupakan rongga berisi cairan mengilingi makanan, vakuola berdenyut atau vakuola kontraktil berperan dalam koordinasi kegiatan dalam sel.
Menurut Sugiarti Suwignyo (2005 : 28) menyatakan bahwa cara makan protozoa ada 3 macan : yaitu autotrof, heterotrof dan amsitrof. Autotrof  merupakan cara makan yang dapat mensintesis makanan sendiri seperti layaknya tumbuh-tumbuhan dengan jalan fotosintesis. Protozoa yang tidak dapat melakukan fotosintesis, mendapat makanan dengan jalan menelan benda padat atau memakan organisme lain bersifat heterotrof. Sedangkan protozoa yang bersifat autotrof dan heterotrof disebut amsitrof.
V.           Alat dan Bahan             :
a.      Alat  :
1.      Pipet tetes
2.      Kaca penutup
3.      Kaca benda
4.      Mikroskop
5.      Gelas kimia

b.      Bahan
1.      Air kolam
2.      Air selokan
3.      Air sawah

VI.        Cara Kerja                    :
1.      Dengan pipet tetes, diambillah air kolam, air selokan, air sawah, masing-masing sebanyak 2 – 3 tetes.
2.      Diletakkan air tersebut di atas kaca benda, ditutup dengan kaca penutup.
3.      Diamati protozoa yang tampak
4.      Digambarkan morfologi hewan-hewan tersebut.
5.      Dituliskan sistematika taksonomi dari hewan yang diperoleh.



VII.     Hasil Pengamatan         :
Gambar          : Air Kolam
Pembesaran   : 10 x 10
Keterangan

1.      Volvox
2.      Euglena
3.      Alga








Distujui Asisten Meja
(……………………..)
Gambar          : Air Sawah
Pembesaran   : 10 x 10
Keterangan

1.      Volvox
2.      Alga









Distujui Asisten Meja
(……………………..)
Gambar          : Air Selokan
Pembesara      : 10 x 10
Keterangan

1.      Volvox
2.      Alga









Distujui Asisten Meja
(……………………..)
VIII.  Pembahasan                  :
Protozoa adalah hewan-hewan bersel tunggal, tetapi ada beberapa spesies yang membentuk koloni. Sesuai dengan sifat sel binatang, umumnya protozoa berdinding selaput plasma tipis. Bentuk tubuh protozoa ada yang selalu berubah-ubah ada juga yang tetap bentuk bola atau bulat panjang ada yang berflagel ataupun tidak. Hewan ini bisa hidup di air tawar, air laut dan ditanah.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada air kolam, air selokan dan air sawah terdapat beberapa macam mikroorganisme. Pada pengamatan air kolam dengan pembesaran 10x terlihat tiga macam spesies yaitu Volvox, euglena dan alga.

Volvox ialah salah satu spesies ganggang hijau yang membentuk  koloni. Volvo berbentuk bulat dan berwarna hijau, koloninya terdiri dari ribuan hewan bersel satu yang masing-masing memiliki flagella. Setiap sel memiliki inti, vakuola kontraktil, stigma dan kloroplas (karenanya volvox bersifat autotrof). Koloni sel tersebut dihubungkan satu dengan lain melalui benang-benang sitoplasma.

Volvox bereproduksi baik secara seksual dan aseksual. Pengembangbiakan aseksual dengan menggunakan sel-sel vegetatif lainnya. Reproduksi sesksual terjadi dengan peleburan sperma dan sel telur.

Spesies euglena adalah sejenis alga bersel tunggal yang berbentuk lonjong dengan ujung anterior (depan) tumpul dan meruncing pada ujung posterior. Tubuh euglena terlindung oleh selaput pelikel, sehingga bentuknya tetap, terdapat juga seperti plastida, kloroplas, vakuda kontraktil dan non kontraktil.

Euglena dapat hidup secara autotrof maupun heteretrof. Pada saat sinar matahari mencukupi, euglena melakukan fotosintesis. Tetapi bila tidak terdapat sinar matahari, euglena mengambil zat organik yang terlarut disekitarnya dengan cara absorbsi melalui membran sel.

Pada pengamatan selanjutnya, yang dilakukan pada air sawah jumlah spesies yang ada hanya sedikit, pengamatan ini hanya menemukan volvox dan alga saja.
Pada pengamatan ketiga yang dilakukan pada air selokan juga mendapat spesies yang sama dengan hasil pengamatan air sawah yaitu alga dan volvox, yang berjalan dengan begitu cepat.


IX.        Kesimpulan                    :
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
1.      Protozoa adalah hewan-hewan bersel tunggal, tetapi ada beberapa spesies yang membentuk koloni.
2.      Pengamatan yang dilakukan pada air kolam, selokan dan air sawah dengan pembesaran 10x terlihat juga macam spesies yaitu volvox, euglena dan alga.
3.      Volvox salah satu spesies ganggang hijau yang membentuk koloni, volvox berbentuk bulat dan berklorofil, karena dia hidup dengan cara autotrof yaitu menghasilkan makanan dengan berfotosintesis.



PERCOBAAN : III

I.              Judul Praktikum           : Phylum Annelida  
II.           Tanggal Praktikum       : 28 November 2012
III.        Tujuan Praktikum        : Mahasiswa dapat mengenal hewan Annelida
IV.        Dasar Teori                    :
Menurut Adun Rusyanan (2011 : 77) menyatakan bahwa Annelida berarti “cincin kecil”, dan tubuhnya berseragam yang mirip dengan serangkaian cincin yang menyatu. Tiap segmen tersebut mempunyai organ tubuh seperti alat reproduksi, otot, pembuluh darah dan sebagainya yang tersendiri tetapi segmen tersebut tetap berhubungan satu sama lain dan terkoordinasi.
Menurut Mukayat Djarubito (1989 : 99) menyatakan bahwa anggota filum annelida hidup diair tawar, air laut dan didarat. Beberapa diantaranya hidup sebagai parasit. Pada annelida terdapat selom, yang oleh segmen-segmen tranversal dibagi menjadi kompartemen-kompartemen. Hewan ini mempunyai sistem digesti, saraf, ekskresi, dan reproduksi majemuk. Sistemin tersebut biasanya bersifat metemerik baik seluruhnya atau sebagian.
Menurut Muhammad Ali (2004-57) menyatakan bahwa tubuh annelida terbagi dalam ruas-ruas (segmen) yang disebut dengan somit atau metameri. Bagian anterior terdapat ruas praeoral dinamakan dengan prostomium, memiliki coelom terdapat antara saluran pencernaan dan dinding tubuh. Pada bagian luar tubuh dilapisi oleh kutikula dengan bahan bukan dari kitin dan memiliki setae.
Menurut Kasjian Rohimohtarto (2005 : 162) menyatakan bahwa ruas-ruas serupa yang memanjang satu deretan disebut metamer atau somit. Yang kelihatan dari luar karena adanya cekungan yang mengilingi tubuh dan keihatannya dari dalam karena ada sekat yang dinamakan septa atau sekat. Rongga tubuh antara saluran pencernaan dan dinding tubuh merupakan rongga yang sebenarnya. Hewan ini mempunyai satu ruas pro-oral yang dinamakan prostonium.
Menurut Cambell (2003-228) menyatakan bahwa cacing tanah adalah hewan hermafrodit, tetapi mereka melakukan  pembuahan silang. Dua cacing tanah kawin dengan cara mengarut diri mereka sedemikian rupa sehingga mereka dapat mempertukarkan sperma, dan kemudian mereka akan memisah. Sel sperma yang diterima disimpan secara temporer sementara suatu organ kusus, atau klitelum, mensekresikan kepompong yang seperti mukus, kepompong bergeser di sepanjang tubuh cacing dan memengut telur dan kemudian sperma yang tadi disimpan. Kepompong tersebut kemudian lepas dari kepala cacing itu dan tinggal dalam tanah sementara embrio berkembang.
V.           Alat dan Bahan             :
a.       Alat :
1.      Pinset
2.      Cup
3.      Mikroskop
4.      Jarum
5.      Efter
6.      Kapas
b.      Bahan
1.      Cacing tanah (Pheretima SP)
2.      Lintah (Hirudinaria granulesa)

VI.        Cara Kerja                    :
1.    Dicarilah cacing tanah pada habitat tanah basah, lembab dan lintah di kebun atau sawah.
2.    Diamati bagian-bagian tubuh cacing tanah dan lintah
3.    Diperhatikan pula cara pergerakannya.
4.    Digambarkan cacing tanah dan lintah
5.    Disayat bagian tubuh untuk melihat organ bagian dalam
6.    Digambarkan organ-organ dalam hewan tersebut.
7.    Dituliskan taksonomi cacing tanah dan lintah



VII.     Hasil Pengamatan         :
Gambar          : Cacing tanah (Pheretima Sp)
Pembesaran   :
Keterangan

1.      Kepala
2.      Segmen
3.      abdhomen
4.      klitelium
5.     Anus







Distujui Asisten Meja
(……………………..)
Gambar          : Lintah (Hirudinaria granulosa)
Pembesaran   :
Keterangan


1.      Anterior
2.      Mulut
3.      Segmen
4.      Linea
5.      Pasterior








Distujui Asisten Meja
(……………………..)
VIII.  Pembahasan                  :
Annelida adalah hewan yang bersegmen-segmen atau beruas-ruas, Annelida dapat hidup diberbagai tempat baik diair tawar, diair laut atau didaratan. Umumnya hidup bebas meskipun ada juga yang bersifat parasit.
Pada praktikum Annelida kami mengamati bagian luar tubuh dari cacing tanah dan lintah. Cacing tanah tidak memiliki tulang, gigi, mata atau telinga dan kaki, cacing tanah memiliki organ perasa yang sensitif cahaya dan merasakan getaran didalam tanah. Organ-organ perasa pada cacing tanah terdapat pada bagian anterior (depan).
Kepala cacing tanah bernafas dengan kulit yang tipis, kulit cacing tetap harus lembab sepanjang waktu untuk menghirup oksigen yang sangat di butuhkan. Jika kulit mereka mengering. Cacing tanah akan mati lemas. Cacing tanah adalah pemakan sampah dan mensekresikan sisa-sisa bahan organik dari tanah.
Cacing tanah tidak dapat dibedakan alat kelaminnya karena cacing bersifat hermafrodit, namun cacing tanah tidak dapat melakukan perkawinan sendiri. Untuk kawin ia membutuhkan pasangan untuk pertukaran sperma. Cacing tanah hidupnya noktural artinya ia melakukan aktivitas pada malam hari dan siang harinya beristirahat.
Sedangkan lintah hidup diair tawar, laut dan ditempat lembab. Tubuh lintah pipih dorsal ventral dan permukaan tertutup oleh kutikula yang disekresikan oleh epidermis. Hewan ini memiliki dua alat hisap. Satu dibagian ujung posterior. Lintah hidup sebagai ektoparasit temporer, yaitu menempel sementara pada manusia atau mamalia lainnya untuk menghisap darah. Darah yang dihisap disimpan dalam tembolok. Lintah bersifat hemaprodit.
Lintah memiliki zat anti koagulan dari air liurnya, sehingga pada waktu lintah menghisap darah mangsanya, darah tersebut tidak langsung membeku.
IX.        Kesimpulan                    :
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
1.      Annelida adalah hewan yang bersegmen-segmen, Annelida dapat hidup diair laut, air tawar dan di daratan yang lembab. Umumnya hidup bebas meskipun ada juga yang parasit.
2.      Tubuh cacing tanah tersusun dari segmen-segmen yang dapat menyusut dan meregang untuk membantu cacing bergerak didalam tanah, ia tidak memiliki tulang, gigi, mata, telinga atau kaki, cacing hanya memiliki lima jantung.
3.      Cacing bersifat hermaprodit, memiliki tetis dan saluran semen, dan ovarium dengan penerima semen, perkawinan dilakukan dengan melibatkan dua cacing yang saling bertukar sperma.
4.      Lintah hidup sebagai elektoparasit temporer, yaitu menempel sementara pada mamalia untuk menghisap darah. Lintah menghasilkan zat hirudin atau zat pembekuan darah.
5.      Lintah menggunakan rahang yang mirip pisau untuk mengiris kulit inang, inang umumnya tidak sadar akan serangan ini karena lintah mensekresikan suatu anestesia setelah membuat sayatan.



PERCOBAAN : IV

I.              Judul Praktikum           : Phylum Mollusca  
II.           Tanggal Praktikum       : 28 November 2012
III.        Tujuan Praktikum        : Mahasiswa dapat mengetahui bagian-bagian dari tubuh mollusca.
IV.        Dasar Teori                    :
Menurut Adun Rusyana (2011 : 85) menyatakan mollusca dalam bahasa Romawi “molis = lunak”, ciri khas struktur tubuh mollusca adalah adanya mantel. Mantel merupakan sarung pembungkus bagian-bagian yang lunak dan melapisi rongga mantel. Insan dan organ respirasi sepertinya paru-paru dari siput merupakan hasil perkembangan dari mantel. Bagian mantel Gastropoda dan Scaphopoda digunakan untuk respirasi. Pada Cephalopoda otot-otot mantel digunakan untuk gerakan, mekanik, dan respirasi.
Menurut Wisnu Wardhana (1990 : 61) menyatakan bahwa filum mollusca adalah hewan bersimetri bilateral, bertubuh lunak dan tidak bersegmen. Kebanyakan anggotanya mempunyai cangkang yang terkuat dari zat kapur dengan bentuk yang amat beragam. Cangkang dapat terletak diluar atau didalam tubuh. Cangkang dalam pada umumnya kecil, ada jenis-jenis tertentu bahkan tidak bercangkang sama sekali (mollusca telanjang).
Menurut Mukayat Djarubito (1989 : 110) menyatakan bahwa umumnya mollusca berselubung sebuah mantel yang merupakan batas ruang mantel itu sendiri, semua mollusca mempunyai massa moskullar, disebut kaki yang bentuk dan fungsi berfariasi menurut kelasnya. Mollusca mempunyai sistem digesi, respirasi, ekskresi dan reproduksi kelompok.
Menurut Muhammad Ali (2004 : 62) menyatakan bahwa bagian tubuh dibedakan menjadi bagian anterior adalah kepala, bagian ventral adalah kaki maskuler dan bagian dorsal adalah massa viscera.
Menurut Kasjian Rohimohtarto (2005 : 174 – 175) menyatakan bahwa tubuh mollusca biasanya pendek. Terbungkus dalam dorsal tipis yagn mengeluarkan bahan pembentuk cangkang, ada tiga lapisan benih, tidak beruas, epitelium satu lapis. Sebagian besar berbulu getar dan dengan kelenjar lendir, mulut dengan rodula yang mempunyai deretan-deretan gigi kitin kecil melintang untuk mengerus makanan, kecuali Palecypoda yang tidak memiliki gigi radula.
Menurut Camvell (2003 : 224) menyatakan bahwa semua moluska memiliki kemiripan dalam membangun tubuh, pada banyak molusca, mantel meluas melebihi massa viseral, dan menghasilkan suatu ruang penuh air atau rongga mantel yang merampung insang, anus, dan pori ekskretoris. Sebagian besar moluska memiliki jenis kelamin yang terpisah, dengan gonad (ovarium dan testes) yang terletak didalam massa viseral.
V.           Cara Kerja                    :
1.      Dicarilah bekicot, siput air, cumi-cumi, dan kerang
2.      Diamati bagian-bagian tubuh, digambarkan
3.      Dicatat cara pergerakannya.
4.      Dibedah hewan / dikeluarkan hewan dari cangkang
5.      Diperhatikan organ yang ada
6.      Digambarkan bagian tubuh dalam dan dituliskan sistematika taksonominya.

VI.        Hasil Pengamatan         :
Gambar          : Bekicot (Athatina fulica)
Pembesaran   :
Keterangan

1.      Apek
2.      Cangkang atas
3.      Tentakel panjang
4.      Mata
5.     Tentakel pendek
6.     Mulut
7.     Perut
8.     Cangkang bawah





Distujui Asisten Meja
(……………………..)
Gambar          : Siput Air (Lymnae sp)
Pembesaran   :
Keterangan




1.      Apek
2.      Cangkang Atas
3.      Tentatel Panjang
4.      Tentakel Pendek
5.      Cangkang Penutup
6.      Gastropoda



Distujui Asisten Meja
(……………………..)

Gambar          : Kerang (Anodonta gandis)
Pembesaran   :
Keterangan

1.      Umbo
2.      Cangkang atas
3.      Periostrakum
4.      Cangkang bawah
5.      Sendi
6.      Kaki




Distujui Asisten Meja
(……………………..)
Gambar          : Cumi-cumi (Loligo indica)
Pembesaran   :
Keterangan

1.      Sirip darsal
2.      Mantel
3.      Siphon
4.      Mata
5.      Tentakel panjang
6.      Penghisap
7.      Tentakel pendek (lengan)
8.      Mulut



Distujui Asisten Meja
(……………………..)
VII.     Pembahasan                  :
Mollusca merupakan hewan yang bertubuh lunak. Tubuhnya lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga tidak bercangkang. Mollusca hidup secara heterotrof dengan memakan ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa organisme. Habitatnya diair tawar, di laut dan didarat.
Pada praktikum mollusca kami mengamati bagian luar dari bekicot, siput air, kerang dan cumi-cumi. Bekicot dan siput air merupakan spesies pada kelas gastropoda. Gastropoda adalah kelompok hewan yang menggunakan perut sebagai alat gerak atau kakinya.
Gastropoda terdiri dari sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek. Pada ujung tentakel panjang terdapat mata yang mengetahui gelap dan terang. Sedangkan pada tenakel pendek berfungsi sebagai alat peraba dan pembau. Bekicot pada umumnya mempunyai kebiasaan hidup ditempat lembab dan aktif dimalam hari.
Kerang memiliki ciri khas, yaitu kaki berbentuk pipih seperti kapak. Kaki dapat disalurkan dan digunakan untuk melekat atau menggali pasir dan lumpur, kerang ada yang hidup menetap dan membenamkan diri di dasar perairan. Kerang memiliki dua cangkang pipih yang setangkup yang dihubungkan oleh semacam engsel untuk membuka dan menutup cangkang dengan cara mengencangkan dan mengendorkan otot.
Kerang tidak memiliki kepala. Mulut terdapat pada rongga mantel, tidak memiliki rahang atau radula. Sehingga makanannya berupa hewan kecil seperti protozoa, diatom dan jenis lainnya.
Cumi-cumi merupakan hewan yang memiliki kaki di kepala. Hidupnya dilaut dengan merayap atau berenang di dasar laut. Cumi-cumi memiliki organ pertahanan berupa kantong tinta, tinta ini akan dikeluarkan jika hewan lain merasa terancam dengan menyemburkannya.
Cumi-cumi memiliki 10 tentakel yang terdiri 2 tentakel panjang dan 8 tentakel pendek. Pada ujung tentakel terdapat alat penghisap (tempat masuk dan keluar air). Tentakel panjang berfungsi untuk menangkap mangsa. Disisi kiri dan kanan tubuhnya terdapat sirip untuk keseimbangan tubuh, seluruh tubuh cumi-cumi terbungkus oleh mantel.
VIII.  Kesimpulan                    :
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
1.      Mollusca ialah hewan yang bertubuh lunak, ada yang bercangkang dan ada yang tidak bercangkang. Hidup diair tawar, daratan dan dilaut.
2.      Bekicot dan siput merupakan spesies yang berjalan dengan perut sebagai kakinya. Hewan ini memiliki sepasang tentakel panjang yang diujungnya terdapat mata, dan tentakel pendek untuk peraba dan pembau.
3.      Kerang merupakan hewan yang mempunyai ciri khas yaitu kaki yang berbentuk pipih seperti kapak yang digunakan untuk menggali pasir dan lumpur. Cankang tersusun dari lapisan periostrakum, primatik dan nakreas.
4.      Tubuh cumi-cumi dapat dibedakan atas kepala, leher dan badan. Kepala cumi-cumi besar, matanya berkembang dengan baik karena dapat berfungsi untuk melihat. Mulutnya ditengah, dikelilingi oleh 10 tentakel, 2 tentakel panjang dan 8 tentakel pendek.



PERCOBAAN : V

I.              Judul Praktikum           : Phylum Arthopoda  
II.           Tanggal Praktikum       : 5 Desember 2012
III.        Tujuan Praktikum        : Mahasiswa dapat mengetahui metode koleksi hewan invertebrata.
IV.        Dasar Teori                    :
Menurut Adun Rusyana (2011 : 141) menyatakan bahwa Arthopoda merupakan hewan yang kakinya bersegmen-segmen, tubuhnya simetri bilateral yang juga biasanya terdiri dari sederatan segmen. Pada setiap segmen atau beberapa segmen terdapat sepasang appendage atau embelan bagian tubuh yang menonjol dan mempunyai ujung bebas misalnya anggota tubuh.
Menurut Kasjian Rohimohtarto (2005 : 193) menyatakan bahwa sifat filum ini adalah adanya embelan tubuh yang bersendi dan bebas dari bulu getar. Sifat umum Arthopoda mencakup kerangka luar keras dari kitin, yakni polisakarida majemuk, suatu jenis karbohidrat. Cangkang dihasilkan oleh            dan sifatnya yang tidak elastis jika mengeras.
Menurut Wisnu Wardhana (1990 : 111) menyatakan bahwa Arthopoda mempunyai kulit yang keras terbuat dari kitin, yang berfungsi sebagai eksoskelet, kulit akan mengalami ekdisis dalam interval waktu tertentu. Anggota Phylum Arthopoda hidup diair laut, didarat dan diudara.
Menurut Muhammad Ali (2004 : 70) menyatakan bahwa Arthopoda memiliki kaki beruas. Tubuh dibedakan antara caput, thorax dan abdomen dengan beberapa variasi. Anggota gerak berpasangan. Saluran pencernaan sempurna, mulut dengan rahang pada bagian lateral yang beradaptasi sebagai penguyah atau penghisap. Sistem peredaran darah terbuka atau bersifat lacuner.
Menurut Mukayat Djarubito (1989 : 128) menyatakan bahwa respirasi Arthopoda berlangsung dengan insang / trakea. Pernafasan dengan trakea selalu dicirikan dengan adanya porus berpasangan pada tiap segmen. Korda saraf ventral terletak median, tetapi sering menunjukkan bahwa korda itu berasal ganda. Biasanya berahang lebih dari sepasang. Jenis kelamin terpisah, namun demikian, pada jenis-jenis tertentu reproduksi partenogenis merupakan karakteristiknya.
Menurut Cambell (2003 : 230) menyatakan bahwa Arthopoda memiliki sistem sirkulasi terbuka dimana cairan yang disebut hemolimfa didorong oleh suatu jantung melalui arteri pendek dan kemudian masuk kedalam ruang yang disebut sinus yang mengelilingi jaringan dan organ. Hemolimfa memasuki kembali jantung Arthopoda melalui pori yang umumnya dilengkapi dengan katup.

V.           Alat dan Bahan             :
a.      Alat :
1.      Lup
2.      Alat bedah
3.      Plastik / botol
4.      Jarum
5.      Papan bedah
b.      Bahan :
1.      Eter                    6.  Kepiting
2.      Kapas                 7.  Capung
3.      Belalang             8.  Kupu-kupu
4.      Kaki seribu         9.  Lalat
5.      Udang                10.Kecoa

VI.        Cara Kerja                    :
1.      Dicarilah belalang kaki seriby, udang, kepiting, capung, kupu-kupu, lalat dan kecoa.
2.      Diamati bagian tubuhnya dan gambarkan
3.      Dituliskan sistematika taksonomi hewan tersebut.
4.      Diamatikan hewan dengan eter.
5.      Dibedah hewan untuk melihat organ bagian dalam, digambarkan.

VII.     Hasil Pengamatan         :
Gambar          : Lalat
Pembesaran   :
Keterangan

1.      Chepal 
2.      Mulut 
3.      Antena
4.      Mata
5.     Kaki
6.     Abdoman 
7.     Sayap
8.     Anus  
9.     Thoraks


Distujui Asisten Meja
(……………………..)
Gambar          : Kecoa
Pembesaran   :
Keterangan

1.      Antena
2.      Mata
3.      Chepal
4.      Kaki depan
5.      Kaki tengah
6.      Kaki belakang
7.      Sayap
8.      Ekor
9.      Abdomen

Distujui Asisten Meja
(……………………..)
Gambar          : Kaki seribu
Pembesaran   :
Keterangan

1.      Antena
2.      Mata
3.      Colomna
4.      Segmen
5.      Abdomen
6.      Ekor
7.      Anus
8.      Kaki
9.      Chepal
10.  Bibir atas dan bibir bawah
11.  Apodis segmen

Distujui Asisten Meja
(……………………..)
Gambar          : Capung
Pembesaran   :
Keterangan

1.      Anthena
2.      Chepal
3.      Mata
4.      Mulut
5.      Abdomen
6.      Segmen
7.      Anus
8.      Kaki belakang
9.      Kaki tengah
10.  Kaki tepan
11.  Thoraks
12.  Sayap depan
13.  Sayap belakang
14.  Stigma
15.  Ovipositor


Distujui Asisten Meja
(……………………..)
Gambar          : Kupu-kupu
Pembesaran   :
Keterangan

1.      Anthena
2.      Mata
3.      Chepal
4.      Alat penghisap
5.      Sayap depan
6.      Sayap belakang
7.      Segmen
8.      Abdomen
9.      Ekor
10.  Anus
11.  Kaki
12.  Thoraks






Distujui Asisten Meja
(……………………..)



Gambar          : Udang
Pembesaran   :
Keterangan

1.      Antena
2.      Rostum
3.      Mata
4.      Thoraks
5.      Abdomen
6.      Scapocorix
7.      Antennula
8.      Kaki renang
9.      Kaki jalan
10.  Toles
11.  Telson
12.  Sefalotoraks
13.   Segmen
14.  Chepal



Distujui Asisten Meja
(……………………..)
Gambar          : Kepiting
Pembesaran   :
Keterangan

1.      Anthena
2.      Mata
3.      Cepit
4.      Kaki renang
5.      Kaki jalan
6.      Kerapaks
7.      Anus
8.      Chepal











Distujui Asisten Meja
(……………………..)
Gambar          : Belalang
Pembesaran   :
Keterangan

1.      Anthena
2.      Chepal
3.      Prothoraks
4.      Sayap depan
5.      Sayap belakang
6.      Kaki belakang
7.      Femur
8.      Tibia
9.      Tarsus
10.  Ovipositor
11.  Segmen
12.  Anus
13.  Abdoman
14.  Kaki tengah
15.  Metathoraks
16.  Mesathoraks
17.  Coxo
18.  Trochanter
19.  Kaki depan
20.  Labia palpus
21.  Maxillary palpus
22.  Mandibula
23.  Mata


Distujui Asisten Meja
(……………………..)


VIII.  Pembahasan                  :
Arthopoda merupakan hewan yang kakinya bersegmen-segmen. Tubuh Arthopoda sepenuhya ditutupi oleh kuti kula yang dibangun dari lapisan-lapisan protein dan kitin. Kutikula itu dapat merupakan pelindung yang tebal dan keras diatas beberapa bagian tubuh dan fleksibel pada lokasi lain, seperti persendian, kerangka Arthopoda merupakan struktur yang kuat dan relatif tidak permeabel terhadap air.
Arthopoda menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungannya dengan adanya organ sensori yang berkembang baik, yang meliputi mata, reseptor olfaktori untuk penciuman dan antena untuk sentuhan penciuman, sebagian besar organ sensori terpusat pada anterior hewan itu.
Pada praktikum Arthopoda, kami mengamati morfologi dari kelas insecta, crutacea dan myriapoda.
1.      Insecta
Tubuh serangga memiliki daerah : kepala, thorax dan abdomen. Segmentasi sangat jelas terlihat disepanjang thorax dan abdoman, tetapi segmen-segmen kepala menyatu. Dikepala serangga itu terdapat sepasang antena dan sepsang mata mejemuk.

a.       Kecoa
Secara umum kecoa mempunyai morfologi tubuhnya bulat telur dan pipih dorsoventral. Kepala agak tersembunyi, dilengkapi sepasang antena panjang yang berbentuk siliform dan mulut pengunyah. Bagian dada kecoa terdapat 3 kaki dan 2 pasang sayap. Sayap yang bagian depannya tebal dan bagian belakangnya tipis. Biasanya betina memiliki sayap yang lebih pendek dari pada jantan (tidak menutup abdomen).
Kecoa mengalami metamorfosis tidak sempurna (telur-nimpha-dewasa). Kebiasaan hidupnya, kecoa termasuk binatang  malam yang dapat bergerak cepat dan selalu menghindari cahaya. Kecoa bersifat omnivora memakan buku, kotoran, kayu lapuk atau makanan dari kanji.

b.      Lalat
Secara morfologi lalat mempunyai antena pendek dibandingkan dengan nyamuk. Lalat umumnya mempunyai sepasang sayap asli serta sepasang sayap kecil yang digunakan untuk menjaga stabilitas saat terbang. Pada sayap kecil yang digunakan untuk menjaga stabilitas saat terbang. Pada sayap lalat, ada sayap yang beracun dan ada sayap yang menjadi obat.
Lalat mempunyai mata majemuk, mata lalat jantan lebih besar dan sangat berdekatan satu sama lain sedangkan betina tampak terpisah oleh suatu celah. Lalat mempunyai kaki beruas yang mempunyai rambut. Antena pada lalat dilengkapi dengan alat peraba yang terdiri dari serangkaian ruas serupa atau tidak.

c.       Capung dan Belalang
Capung mempunyai 3 pasang kaki dan 2 pasang sayap yang transparan serta ruas tubuh sebanyak 8. Hewan ini bersifat hemometabola, mulut pada hewan ini bertipe pengunyah. Sayap pada capung yang belakang lebih besar dibandingkan yang depan, capung mempunyai mata majemuk.
Bentuk morfologi pada capung dan belalang adalah sama, hanya saja bentuk dan ukuran yang berbeda.
d.      Kupu-kupu
Ciri spesifik dari kupu-kupu adalah badan terbagi tiga bagian yaitu, kepala, dada dan perut. Pada ruas dada adanya 3 pasang kaki dan 2 pasang sayap, alat kelamin dan anus terdapat pada ujung ruas perut. Pada setiap bagian tubuh tertutup lapisan lembut, berbulu halus dan berwarna mencolok.

2.      Myriapoda
Kaki seribu adalah hewan yang mirip cacing, dengan kaki berjalan (dua pasang persegmen) yang jumlahnya besar. Mereka memakan daun-daun yang busuk dan bahan tumbuhan lainnya.
Tubuh terdiri dari kepala, perut dan dada. Dibagian kepala terdapat satu pasang antena sebagai alat peraba dan sepasang mata tunggal (ocellus). Penambahan jumlah segmen terjadi pada setiap pergantian kulit, hidupnya ditempat lembab dan gelap yang mengandung tumbuhan busuk. Respirasi habitat dengan trakea yang tidak bercabang. Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi.

3.      Crustacea
Ciri umum crustacea terdapat lima alat gerak. Tiga pasang rahang yaitu, satu pasang mandibula, satu pasang maksila pertama dan sepasang maksila kedua.
a.       Udang
Tubuh udang bagian luar terdapat kutikula disusun oleh pectin dan garam-garam. Maka bila udang direbus warna berubah karena sifat dari basa menjadi asam. Pada bagian kepala terdapat sepasang mata mejemuk yang bertangkai. Sedangkan mulut terletak disebelah ventral hampir dekat akhir posterior dari bagian kepala. Pada abdomen umumnya terdiri atas 6 kuku yang diakhiri dengan bagian terminal yang disebut terson.
b.      Kepiting
Kepiting adalah binatang berkaki sepuluh, mempunyai perut yang tersembunyi dibawah thorax. Tubuh kepiting umumnya ditutupi dengan exokeleton (rangka luar) yang sangat keras. Seluruh kepiting mempunyai chelipeds dan empat pasang kaki jalan. Pada bagian kaki juga dilengkapi dengan kuku dan sepasang penjepit yang digunakan untuk memegang dan membawa makanan, menggali, membuka kulit kerang dan juga sebagai senjata menghadapi musuh. Kepiting memiliki sepasang mata yang terletak pada tangkai, dimana mata ini dapat dimasukkan kedalam rongga pada saat dirinya terancam.
IX.        Kesimpulan                    :
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
1.      Arthopoda merupakan hewan yang kakinya bersegmen-segmen. Arthopoda menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungannya dengan adanya organ sensori yang berkembang.
2.      Kecoa secara umum mempunyai morfologi tubuhnya bulat telur dan pipih dorsoventral, kepala agak tersembunyi dilengkapi sepsang antena panjang yang berbentuk filiom dan mulut pengunyah. Kecoa mengalami metamorfosis tidak sempurna.
3.      Lalat mempunyai antena pendek dibandingkan dengan nyamuk. Lalat umumnya mempunyai sepasang sayap asli serta sepasang sayap kecil.
4.      Capung dan belalang mempunyai bentuk morfologi yang sama, hanya saja bentuk dan ukuran yang berbeda.
5.      Kupu-kupu ciri spesifik yaitu badan yang terbagi atas tiga bagian yaitu kepala, dada dan perut. Pada setiap bagian tubuhnya tertutup lapisan lembut, berbulu halus dan berwarna mencolok.
6.      Udang memiliki tubuh bagian luar yang terdapat kutikula disusun oleh pectin dan garam. Maka bila direbus udang akan memerah karena sifat basa berubah menjadi asam.
7.      Kepiting adalah hewan berkaki sepuluh, mempunyai perut yang tersembunyi dibawah rangka luar yang keras, dan mempunyai sepasang mata yang terletak pada tangkai. Dimana mata ini akan masuk kedalam pada saat dia terancam.




PERCOBAAN : VI

I.              Judul Praktikum           : Membuat Insectarium  
II.           Tanggal Praktikum       : 12 Desember 2012
III.        Tujuan Praktikum        : Mahasiswa dapat membuat koleksi hewan invertebrata.
IV.        Dasar Teori                    :
Menurut Kadaryanto (2006 : 14) menyatakan bahwa koleksi objek biologi adalah insectarium, herbarium dan taksidermi. Insektarium adalah pengoleksi serangga kering yang diawetkan.
Menurut Sinta Siska (2010 : 223) menyatakan bahwa insectarium tempat yang digunakan untuk memelihara dan membiakkan serangga sebagai bahan penelitian.
Menurut Istamar Syamsuri (2006 : 15) menyatakan bahwa awetan kering tumbuhan disebut herbarium. Sedangkan awetan sering serangga disebut insectarium. Hewan vertebrata dapat diawetkan dengan membuat otot dan dagingnya sehingga tinggal kulit dn rangkanya. Selanjutnya hewan diisi dengan kapas atau kapuk dan dibentuk sesuai dengan aslinya disebut taksidermi.
V.           Alat dan Bahan             :
a.      Alat :
1.      Jaring serangga               4.    Jarum Pentul
2.      Kantong plastik              5.    Plastik penutup
3.      Kotak awetan                 6.    Busa / gabus.

b.       Bahan
1.      Kloropom
2.      Kapas
3.      Formalin 5 %
4.      Kamfer

VI.        Cara Kerja                    :
1.      Ditangkap serangga (kupu-kupu / capung / belalang) dengan menggunakan jaring serangga. Hati-hati terhadap serangga berbahaya.
2.      Dimatikan serangga dengan jalan memasukkan kedalam kantong plastik yang telah diberi kapas yang dibasahi klorofom
3.      Serangga yang sudah mati dimasukkan kedalam kantong tersendiri atau stoples. Kupu-kupu dan capung dimasukkan kedalam amplop dengan hati-hati agar sayapnya tidak patah.
4.      Disuntik tubuh/badan serangga dengan formalin 5%. Disapu bagian tubuh luar dengan formalin 5%.
5.      Sebelum mengering, ditusuk bagian dada serangga dengan jarum pentul.
6.      Jika menggunakan belalang, direntangkan salah satu sayap kearah luar, jika menggunakan kupu-kupu, sayapnya direntangkan pada papan perentang atau kertas tebal, sehingga tampak indah. Demikian pula jika menggunakan capung.
7.      Pengering cukup dilakukan didalam ruangan pada suhu kamar. Ditancapkan jarum pentul pada busa.
8.      Setelah kering, serangga dimasukkan kedalam kotak insectarium (dari karton atau kayu) kedalam kotak insectarium dimasukkan kapur barus (komfer).
9.      Diberi label (ditempelkan disisi luar kotak) yang memuat : nama kolektor, nomor koleksi, tanggal pembuatan, nama serangga (ilmiah, daerah) nama suku/famili dan catatan khusus lainnya.

VII.     Pembahasan                  :
Koleksi objek biologi dapat dilakukan dengan cara insectarium, herbarium dan taksidermi. Hewan invertebrata dikoreksi dengan insektarium, yaitu pengeringan yang dilakukan pada serangga. Pengawetan tersebut diperlukan terutama untuk memenuhi kebutuhan pada masa yang akan datang sebagai alat peraga dan eksperimen dalam kegiatan belajar mengajar.
Sebelum mengkorelasi hewan invertebrata, terlebih dahulu harus mengetahui bermacam-macam cairan pengawet, teknik pembuatan serta keguanaannya. Pada praktikum insectarium ini, kami mengawetkan kupu-kupu yang terdiri dari beberapa spesies yaitu Danaus chrysippus dan Hipolimnas misippus.
Kupu-kup ditangkap dengan cara ditangkap dengan jaring serangga, yang kemudian dimasukkan kedalam tempat yang berisi kapas yang telah dibasahi klorofom. Setelah kupu-kupu tersebut mati, kemudian ditusuk dengan menggunakan jarum serangga pada bagian thoraks dan sayap, yang kemudian ditancapkan pada kotak insectarium dan disuntik dengan formalin 5% untuk mengawetkannya.
Serangga sangat menarik untuk diamati dan dipelajari,karena dalam dunia pengetahuan, dari sekian banyak jenis hewan yang ada dipermukaan bumi, ternyata serangga adalah hewan yang sangat banyak.
Mengkoreksi serangga dilakukan untuk berbagai keperluan penelitian, seperti identifikasi, mempelajari struktur morfologi dan mempelajari struktur habitat serta keperluan penelitian lain.
VIII.  Kesimpulan                    :
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
1.      Insectarium ialah pengeringan atau pengawetan yang dilakukan pada serangga, pengawetan tersebut dilakukan untuk alat peraga dan eksperimen dalam belajar mengajar.
2.      Serangga yang telah ditangkap dan dimatikan dengan klorofom, kemudian disuntik badannya dengan formalin 5% untuk pengawetan tubuhnya dan untuk dijauhi dari serangga lain.
3.      Insecta merupakan kelas yang terbanyak spesiesnya dari pada spesies dari kelas lain sampai ¾ bagian, karena itu mudah untuk membuatkoleksi dari pembelajaran ari kelas insecta.



X.      Daftar Pustaka
Ali Muhammad, Zoologi Invertebrata, Banda Aceh: Arraniry Press, 2004
Cambell, Biologi Jilid 2 edisi 5, Jakarta : Erlangga, 2003
Djarubioto Mukayat, Zoologi Dasar, Jakarta : Erlangga, 1989
Kadaryanto, Biologi, Bandung : KDT, 2006
Ristiati, Mikrologi Umum, Jakarta : PGSM, 2000
Rohimohtarto Kasjian, Biologi Laut, Jakarta: Djambatan, 2005
Rusyana Adun, Zoologi Invertebrata, Bandung : Alfabeta, 2011
Siska sinta, Kamus Biologi, Jakarta : Erlangga, 2010
Sutio, Mikrobiologi, Banda Aceh: AKBID Muhammadiyah, 2011
Suwignyo Sugiarti, Avertebrata Air, Jakarta : Penebar Surya, 2005
Syamsuri Istamar, Biologi, Jakarta: Erlangga, 2006
Wardhana Wisnu, Taksonomi Avertebrata, Jakarta : Universitas Indonesia Press, 1990


Tidak ada komentar:

Posting Komentar