PERCOBAAN : I
I.
Judul Praktikum : Pengenalan Mikroskop
II.
Tanggal Praktikum : 21 November 2012
III.
Tujuan Praktikum : Mahasiswa diharapkan dapat
mengetahui bagian – bagian dan mengetahui cara menggunakan mikroskop
IV.
Dasar Teori :
Menurut susio (2011 : 5) menyatakan bahwa mikroskop merupakan suatu
alat yang berguna untuk memperbesarkan bayangan benda, sehingga benda-benda
yang berukuran kecil dapat dilihat oleh mata.
Menurut Ristiati (2000 : 35) menyatakan bahwa mikroskop digunakan untuk
melihat suatu objek dan induksi deraksi sehingga ada perbedaan dalam fase
antara sinar yang ada dapat terdeteksi dengan samar yang tidak mengalami
defreksi bersama-sama, ada penurunan intensitas sianr sebab adanya perbedaan
fase-fase.
Menurut Abdun Rucyana (2011 : 159) menyatakan bahwa mikroskop cahaya
merupakan mikroskop yang membutuhkan cahaya (cahaya matahari atau cahaya lampu)
untuk dapat melihat bayangan benda, mikroskop ini biasanya digunakan untuk
praktikum mikroorganisme.
Menurut Cambel (2003 : A5) menyatakan bahwa mikroskop cahaya difokuskan
pada spesimen oleh lensa pembalik yang terbuat dari kaca bayangan yang
diperbesar oleh lensa objektif dan lensa abuler untuk memproyeksi ke mata.
Sedangkan pada mikroskop elektron, berkas elektron difokuskan pada spesimen
oleh lensa pembalik, bayangan diperbersar oleh sebuah lensa objektif dan lensa
proyektor, untuk diproyeksi ke layar.
V.
Alat dan Bahan :
a.
Alat :
1.
Mikroskop
2.
Kaca benda
3.
Kaca penutup
b.
Bahan
VI.
Cara Kerja
1.
Diambil sebuah mikroskop yang
terdapat di laboratorium Tarbiyah Biologi Unmuha, Diamati bagian-bagian
mikroskop.
2.
Digambar bagian-bagian mikroskop.
VII.
Hasil Pengamatan :
|
Gambar : Mikroskop
Pembesaran :
|
Keterangan
|
|
|
1.
Butuh teropong
2.
Lensa okuler
3.
Refolfer
4.
Lensa objektif
5.
Lengan mikroskop
6.
Meja benda
7.
Penjepit kaca
8.
Kondensor
9.
Skrup penggorok
sedian depan belakang
10.
Skrup penggorok
sedian kiri kanan
11.
Lampu
12.
Mikrometerskrup
13.
Makrometerskrup
14.
Pengatur cahaya
15.
Kaki
16.
Stop kontak
17.
chok
|
VIII.
Pembahasan :
Mikroskop yaitu
suatu sistem alat yang berguna untuk memperbesar bayangan benda, sehingga
benda-benda yang berukuran kecil dapat dilihat dengan jelas oleh mata.
Pada mikroskop ada
yang disebut bagian optik ialah bagian yang disebut bagian mekanik, yang
disebut bagian optik ialah bagian yang berhubungan dengan kaca (lensa),
sedangkan mekanik merupakan bagian yang tidak berhubungan dengan mata.
Mikroskop pada
prinsipnya terdiri dari dua lensa cembung, yaitu lensa obuler (dekat dengan
mata) dan lensa objektif (dekat dengan benda). Baik obuler maupun objektif
dirancang untuk memperbesar bayangan benda. Mikroskop yang memiliki satu lensa
obuler disebut mikroskop monokuler, dan yang memiliki dua lensa okuler disebut
binokuler.
Lensa objektif
dipasang pada roda berputar, yang disebut refolfer. Setiap lensa objekif dapat
diputar ketempat yang sesuai dengan pembesaran yang diinginkan. Sistem lensa
objektif memberikan pembesaran mula-mula dan menghasilkan bayangan nyata yang
kemudian diproyeksikan ke lensa okuler. Bayangan nyata tersebut diperbesarkan
oleh lensa okuler untuk menghasilkan bayangan maya yang kita lihat.
Mikroskop terdiri
atas bagian-bagian yang masing-masing bagian mempunyai fungsi tersendiri. Lensa
okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan benda yang bersifat maya dan tegak.
Lensa objektif berfungsi untuk mengatur pembesaran ukuran dengan pembesaran 4x,
10x, 40x, dan 100x. Kondesor berfungsi untuk mengatur bayangan yang akan
diamati atau untuk menaik dan menurunkan kondensor. Makrofokus berfungsi untuk
mengatur jarak sehingga tepat fokusnya secara kasar. Mikrofokus berfungsi
mengatur jarak sehingga fokusnya tepat secara halus, meja objek berfungsi untuk
meletak prefarat yang akan diamati, penjepit berfungsi untuk memperkokoh
kedudukan prefarat agar tidak goyang. Lengan berfungsi untuk memegang
mikroskop. Diafragma berfungsi mengatur cahaya yang masuk dalam mikroskop. Kaki
atau dasar berfungsi untuk memperkokoh kedudukan mikroskop dengan baik.
IX.
Kesimpulan
Dari
hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
1.
Mikroskop merupakan alat bantu
utama dalam melakukan pengamatan, karena digunakan untuk melihat struktur
benda-benda mikroorganisme.
2.
Mikroskop terdiri dari bagian
optik dan mekanik. Contoh bagian optik lensa okuler,lampu, diafragma dan filer.
Sedangkan bagian mekanik ialah refolfer. Lengan mikroskop, kaki, strup
pengatur, meja benda, penjepit dan lainnya.
3.
Mikroskop terbagi menjadi
mikroskop cahaya dan elektron, mikroskop cahaya ialah mikroskop yang
membutuhkan cahaya untuk dapat melihat bayangan benda, baik dari cahaya mata
atau cahaya lampu. Sedangkan mikroskop elektron adalah mikroskop yang
memamfaatkan energi dan radias elektrostatik dan elektromagnetik untuk mengatur
pencahayaan dan tampilan objek.
4.
Mengamati objek dengan lensa
objektif harus diawali dengan nilai pembesaran terkecil, objek tersebut belum
tampak dapat ditambah nilai pembesarannya hingga mencapai nilai terbesar.
PERCOBAAN : II
I.
Judul Praktikum : Protozoa
II.
Tanggal Praktikum : 21 November 2012
III.
Tujuan Praktikum : Mahasiswa dapat mengenal beberapa
anggota phylum protozoa.
IV.
Dasar Teori :
Menurut Mukayat Djarubito (1989 : 60) menyatakan bahwa protozoa adalah
hewan-hewan bersel tunggal. Hewan – hewan ini mempunyai struktur yang lebih
majemuk dari sel, namun protozoa merupakan organisme yang sempurna, karena
keseluruhan organisme ini dibungkus oleh satu membran.
Menurut Adun Rusyana (2011 : 164) menyatakan bahwa phylum protozoa berukuran mikroskopis, ada yang hidup soliter dan berkoloni. Bentuk
tubuhnya bermacam-macam: bulat, memanjang, oval atau tidak beraturan,
intiselnya sudah dapat dibedakan berjumlah satu atau lebih. Alat gerak berupa
silia, hagel, cilia dan psedopolium. Beberapa spesies memiliki cangkang/cangkok
sebagai pelindung tubuh.
Menurut Wisnu Wardhana (1990 : 7) menyatakan bahwa phylum protozoa
merupakan tipe eukaryot, yang mempunyai beragam tipe simetri tubuh dan
mempunyai kisaran luas dalam hal kerumitan struktur tubuhnya. Hewan filum ini
hidup dimanapun ada kelembaban: dilaut,
air tawar dan dalam tanah. Klasifikasi protozoa pada umumnya ditetapkan
berdasarkan organel penggerak, yaitu hagel, cilia dan speudopodia, kecuali
anggota kelas sporozoa. Reprodukasi anggota filum ini dapat aseksual yaitu
pembelahan binari, pembelahan ganda, atau pertunasan dan seksual misalnya
singami ataupun pembentukan ganda.
Menurut Muhammad Ali (2004 : 11) menyatakan bahwa tubuh protozoa
merupakan keumpulan protoplasma yang terdiri dari ekstoplasma yang terdapat
dibagian luar dan endoplasma yang berada dibagian dalam. Ekstoplasma dapat
menghasilkan suatu dinding sel yang dinamakan dengan pellicula atau membentuk
cangkang yang keras. Endoplasma memiliki berbagai bangunan yang diperlukan
seperti vakuola makanan yang merupakan rongga berisi cairan mengilingi makanan,
vakuola berdenyut atau vakuola kontraktil berperan dalam koordinasi kegiatan
dalam sel.
Menurut Sugiarti Suwignyo (2005 : 28) menyatakan bahwa cara makan
protozoa ada 3 macan : yaitu autotrof, heterotrof dan amsitrof. Autotrof merupakan cara makan yang dapat mensintesis
makanan sendiri seperti layaknya tumbuh-tumbuhan dengan jalan fotosintesis. Protozoa
yang tidak dapat melakukan fotosintesis, mendapat makanan dengan jalan menelan
benda padat atau memakan organisme lain bersifat heterotrof. Sedangkan protozoa
yang bersifat autotrof dan heterotrof disebut amsitrof.
V.
Alat dan Bahan :
a.
Alat :
1.
Pipet tetes
2.
Kaca penutup
3.
Kaca benda
4.
Mikroskop
5.
Gelas kimia
b.
Bahan
1.
Air kolam
2.
Air selokan
3.
Air sawah
VI.
Cara Kerja :
1.
Dengan pipet tetes, diambillah air
kolam, air selokan, air sawah, masing-masing sebanyak 2 – 3 tetes.
2.
Diletakkan air tersebut di atas
kaca benda, ditutup dengan kaca penutup.
3.
Diamati protozoa yang tampak
4.
Digambarkan morfologi hewan-hewan
tersebut.
5.
Dituliskan sistematika taksonomi
dari hewan yang diperoleh.
VII.
Hasil Pengamatan :
|
Gambar : Air Kolam
Pembesaran : 10 x 10
|
Keterangan
|
|
|
1.
Volvox
2.
Euglena
3.
Alga
Distujui Asisten Meja
(……………………..)
|
|
Gambar : Air Sawah
Pembesaran : 10 x 10
|
Keterangan
|
|
|
1.
Volvox
2.
Alga
Distujui Asisten Meja
(……………………..)
|
|
Gambar : Air Selokan
Pembesara : 10 x 10
|
Keterangan
|
|
|
1.
Volvox
2.
Alga
Distujui Asisten Meja
(……………………..)
|
VIII.
Pembahasan :
Protozoa adalah hewan-hewan bersel tunggal,
tetapi ada beberapa spesies yang membentuk koloni. Sesuai dengan sifat sel
binatang, umumnya protozoa berdinding selaput plasma tipis. Bentuk tubuh
protozoa ada yang selalu berubah-ubah ada juga yang tetap bentuk bola atau
bulat panjang ada yang berflagel ataupun tidak. Hewan ini bisa hidup di air
tawar, air laut dan ditanah.
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada air
kolam, air selokan dan air sawah terdapat beberapa macam mikroorganisme. Pada
pengamatan air kolam dengan pembesaran 10x terlihat tiga macam spesies yaitu
Volvox, euglena dan alga.
Volvox ialah salah satu
spesies ganggang hijau yang membentuk
koloni. Volvo berbentuk bulat dan berwarna hijau, koloninya terdiri dari
ribuan hewan bersel satu yang masing-masing memiliki flagella. Setiap sel
memiliki inti, vakuola kontraktil, stigma dan kloroplas (karenanya volvox
bersifat autotrof). Koloni sel tersebut dihubungkan satu dengan lain melalui
benang-benang sitoplasma.
Volvox bereproduksi baik
secara seksual dan aseksual. Pengembangbiakan aseksual dengan menggunakan
sel-sel vegetatif lainnya. Reproduksi sesksual terjadi dengan peleburan sperma
dan sel telur.
Spesies euglena adalah
sejenis alga bersel tunggal yang berbentuk lonjong dengan ujung anterior
(depan) tumpul dan meruncing pada ujung posterior. Tubuh euglena terlindung
oleh selaput pelikel, sehingga bentuknya tetap, terdapat juga seperti plastida,
kloroplas, vakuda kontraktil dan non kontraktil.
Euglena dapat hidup
secara autotrof maupun heteretrof. Pada saat sinar matahari mencukupi, euglena
melakukan fotosintesis. Tetapi bila tidak terdapat sinar matahari, euglena
mengambil zat organik yang terlarut disekitarnya dengan cara absorbsi melalui
membran sel.
Pada pengamatan
selanjutnya, yang dilakukan pada air sawah jumlah spesies yang ada hanya
sedikit, pengamatan ini hanya menemukan volvox dan alga saja.
Pada pengamatan ketiga
yang dilakukan pada air selokan juga mendapat spesies yang sama dengan hasil
pengamatan air sawah yaitu alga dan volvox, yang berjalan dengan begitu cepat.
IX.
Kesimpulan :
Dari hasil pengamatan dapat
disimpulkan bahwa :
1.
Protozoa adalah hewan-hewan bersel
tunggal, tetapi ada beberapa spesies yang membentuk koloni.
2.
Pengamatan yang dilakukan pada air
kolam, selokan dan air sawah dengan pembesaran 10x terlihat juga macam spesies
yaitu volvox, euglena dan alga.
3.
Volvox salah satu spesies ganggang
hijau yang membentuk koloni, volvox berbentuk bulat dan berklorofil, karena dia
hidup dengan cara autotrof yaitu menghasilkan makanan dengan berfotosintesis.
PERCOBAAN : III
I.
Judul Praktikum : Phylum Annelida
II.
Tanggal Praktikum : 28 November 2012
III.
Tujuan Praktikum : Mahasiswa dapat mengenal hewan
Annelida
IV.
Dasar Teori :
Menurut Adun Rusyanan (2011 : 77) menyatakan bahwa Annelida berarti
“cincin kecil”, dan tubuhnya berseragam yang mirip dengan serangkaian cincin
yang menyatu. Tiap segmen tersebut mempunyai organ tubuh seperti alat
reproduksi, otot, pembuluh darah dan sebagainya yang tersendiri tetapi segmen
tersebut tetap berhubungan satu sama lain dan terkoordinasi.
Menurut Mukayat Djarubito (1989 : 99) menyatakan bahwa anggota filum
annelida hidup diair tawar, air laut dan didarat. Beberapa diantaranya hidup
sebagai parasit. Pada annelida terdapat selom, yang oleh segmen-segmen
tranversal dibagi menjadi kompartemen-kompartemen. Hewan ini mempunyai sistem
digesti, saraf, ekskresi, dan reproduksi majemuk. Sistemin tersebut biasanya
bersifat metemerik baik seluruhnya atau sebagian.
Menurut Muhammad Ali (2004-57) menyatakan bahwa tubuh annelida terbagi
dalam ruas-ruas (segmen) yang disebut dengan somit atau metameri. Bagian anterior
terdapat ruas praeoral dinamakan dengan prostomium, memiliki coelom terdapat
antara saluran pencernaan dan dinding tubuh. Pada bagian luar tubuh dilapisi
oleh kutikula dengan bahan bukan dari kitin dan memiliki setae.
Menurut Kasjian Rohimohtarto (2005 : 162) menyatakan bahwa ruas-ruas
serupa yang memanjang satu deretan disebut metamer atau somit. Yang kelihatan
dari luar karena adanya cekungan yang mengilingi tubuh dan keihatannya dari
dalam karena ada sekat yang dinamakan septa atau sekat. Rongga tubuh antara
saluran pencernaan dan dinding tubuh merupakan rongga yang sebenarnya. Hewan
ini mempunyai satu ruas pro-oral yang dinamakan prostonium.
Menurut Cambell (2003-228) menyatakan bahwa cacing tanah adalah hewan
hermafrodit, tetapi mereka melakukan pembuahan
silang. Dua cacing tanah kawin dengan cara mengarut diri mereka sedemikian rupa
sehingga mereka dapat mempertukarkan sperma, dan kemudian mereka akan memisah.
Sel sperma yang diterima disimpan secara temporer sementara suatu organ kusus,
atau klitelum, mensekresikan kepompong yang seperti mukus, kepompong bergeser
di sepanjang tubuh cacing dan memengut telur dan kemudian sperma yang tadi
disimpan. Kepompong tersebut kemudian lepas dari kepala cacing itu dan tinggal
dalam tanah sementara embrio berkembang.
V.
Alat dan Bahan :
a.
Alat :
1.
Pinset
2.
Cup
3.
Mikroskop
4.
Jarum
5.
Efter
6.
Kapas
b.
Bahan
1.
Cacing tanah (Pheretima SP)
2.
Lintah (Hirudinaria granulesa)
VI.
Cara Kerja :
1.
Dicarilah cacing tanah pada
habitat tanah basah, lembab dan lintah di kebun atau sawah.
2.
Diamati bagian-bagian tubuh cacing
tanah dan lintah
3.
Diperhatikan pula cara
pergerakannya.
4.
Digambarkan cacing tanah dan
lintah
5.
Disayat bagian tubuh untuk melihat
organ bagian dalam
6.
Digambarkan organ-organ dalam
hewan tersebut.
7.
Dituliskan taksonomi cacing tanah
dan lintah
VII.
Hasil Pengamatan :
|
Gambar : Cacing tanah (Pheretima Sp)
Pembesaran :
|
Keterangan
|
|
|
1.
Kepala
2.
Segmen
3.
abdhomen
4.
klitelium
5.
Anus
Distujui Asisten Meja
(……………………..)
|
|
Gambar : Lintah (Hirudinaria granulosa)
Pembesaran :
|
Keterangan
|
|
|
1.
Anterior
2.
Mulut
3.
Segmen
4.
Linea
5.
Pasterior
Distujui Asisten Meja
(……………………..)
|
VIII.
Pembahasan :
Annelida adalah hewan yang bersegmen-segmen atau beruas-ruas, Annelida
dapat hidup diberbagai tempat baik diair tawar, diair laut atau didaratan.
Umumnya hidup bebas meskipun ada juga yang bersifat parasit.
Pada praktikum Annelida kami mengamati bagian luar tubuh dari cacing
tanah dan lintah. Cacing tanah tidak memiliki tulang, gigi, mata atau telinga
dan kaki, cacing tanah memiliki organ perasa yang sensitif cahaya dan merasakan
getaran didalam tanah. Organ-organ perasa pada cacing tanah terdapat pada bagian
anterior (depan).
Kepala cacing tanah bernafas dengan kulit yang tipis, kulit cacing
tetap harus lembab sepanjang waktu untuk menghirup oksigen yang sangat di
butuhkan. Jika kulit mereka mengering. Cacing tanah akan mati lemas. Cacing
tanah adalah pemakan sampah dan mensekresikan sisa-sisa bahan organik dari
tanah.
Cacing tanah tidak dapat dibedakan alat kelaminnya karena cacing
bersifat hermafrodit, namun cacing tanah tidak dapat melakukan perkawinan
sendiri. Untuk kawin ia membutuhkan pasangan untuk pertukaran sperma. Cacing
tanah hidupnya noktural artinya ia melakukan aktivitas pada malam hari dan
siang harinya beristirahat.
Sedangkan lintah hidup diair tawar, laut dan ditempat lembab. Tubuh
lintah pipih dorsal ventral dan permukaan tertutup oleh kutikula yang
disekresikan oleh epidermis. Hewan ini memiliki dua alat hisap. Satu dibagian
ujung posterior. Lintah hidup sebagai ektoparasit temporer, yaitu menempel
sementara pada manusia atau mamalia lainnya untuk menghisap darah. Darah yang
dihisap disimpan dalam tembolok. Lintah bersifat hemaprodit.
Lintah memiliki zat anti koagulan dari air liurnya, sehingga pada waktu
lintah menghisap darah mangsanya, darah tersebut tidak langsung membeku.
IX.
Kesimpulan :
Dari hasil pengamatan dapat
disimpulkan bahwa :
1.
Annelida adalah hewan yang
bersegmen-segmen, Annelida dapat hidup diair laut, air tawar dan di daratan
yang lembab. Umumnya hidup bebas meskipun ada juga yang parasit.
2.
Tubuh cacing tanah tersusun dari
segmen-segmen yang dapat menyusut dan meregang untuk membantu cacing bergerak
didalam tanah, ia tidak memiliki tulang, gigi, mata, telinga atau kaki, cacing
hanya memiliki lima jantung.
3.
Cacing bersifat hermaprodit,
memiliki tetis dan saluran semen, dan ovarium dengan penerima semen, perkawinan
dilakukan dengan melibatkan dua cacing yang saling bertukar sperma.
4.
Lintah hidup sebagai elektoparasit
temporer, yaitu menempel sementara pada mamalia untuk menghisap darah. Lintah
menghasilkan zat hirudin atau zat pembekuan darah.
5.
Lintah menggunakan rahang yang
mirip pisau untuk mengiris kulit inang, inang umumnya tidak sadar akan serangan
ini karena lintah mensekresikan suatu anestesia setelah membuat sayatan.
PERCOBAAN : IV
I.
Judul Praktikum : Phylum Mollusca
II.
Tanggal Praktikum : 28 November 2012
III.
Tujuan Praktikum : Mahasiswa dapat mengetahui
bagian-bagian dari tubuh mollusca.
IV.
Dasar Teori :
Menurut Adun Rusyana (2011 : 85) menyatakan mollusca dalam bahasa
Romawi “molis = lunak”, ciri khas struktur tubuh mollusca adalah adanya mantel.
Mantel merupakan sarung pembungkus bagian-bagian yang lunak dan melapisi rongga
mantel. Insan dan organ respirasi sepertinya paru-paru dari siput merupakan
hasil perkembangan dari mantel. Bagian mantel Gastropoda dan Scaphopoda
digunakan untuk respirasi. Pada Cephalopoda
otot-otot mantel digunakan untuk gerakan, mekanik, dan respirasi.
Menurut Wisnu Wardhana (1990 : 61) menyatakan bahwa filum mollusca
adalah hewan bersimetri bilateral, bertubuh lunak dan tidak bersegmen.
Kebanyakan anggotanya mempunyai cangkang yang terkuat dari zat kapur dengan
bentuk yang amat beragam. Cangkang dapat terletak diluar atau didalam tubuh.
Cangkang dalam pada umumnya kecil, ada jenis-jenis tertentu bahkan tidak
bercangkang sama sekali (mollusca telanjang).
Menurut Mukayat Djarubito (1989 : 110) menyatakan bahwa umumnya
mollusca berselubung sebuah mantel yang merupakan batas ruang mantel itu
sendiri, semua mollusca mempunyai massa moskullar, disebut kaki yang bentuk dan
fungsi berfariasi menurut kelasnya. Mollusca mempunyai sistem digesi, respirasi,
ekskresi dan reproduksi kelompok.
Menurut Muhammad Ali (2004 : 62) menyatakan bahwa bagian tubuh
dibedakan menjadi bagian anterior adalah kepala, bagian ventral adalah kaki
maskuler dan bagian dorsal adalah massa viscera.
Menurut Kasjian Rohimohtarto (2005 : 174 – 175) menyatakan bahwa tubuh
mollusca biasanya pendek. Terbungkus dalam dorsal tipis yagn mengeluarkan bahan
pembentuk cangkang, ada tiga lapisan benih, tidak beruas, epitelium satu lapis.
Sebagian besar berbulu getar dan dengan kelenjar lendir, mulut dengan rodula
yang mempunyai deretan-deretan gigi kitin kecil melintang untuk mengerus
makanan, kecuali Palecypoda yang
tidak memiliki gigi radula.
Menurut Camvell (2003 : 224) menyatakan bahwa semua moluska memiliki kemiripan
dalam membangun tubuh, pada banyak molusca, mantel meluas melebihi massa
viseral, dan menghasilkan suatu ruang penuh air atau rongga mantel yang
merampung insang, anus, dan pori ekskretoris. Sebagian besar moluska memiliki
jenis kelamin yang terpisah, dengan gonad (ovarium dan testes) yang terletak
didalam massa viseral.
V.
Cara Kerja :
1.
Dicarilah bekicot, siput air,
cumi-cumi, dan kerang
2.
Diamati bagian-bagian tubuh,
digambarkan
3.
Dicatat cara pergerakannya.
4.
Dibedah hewan / dikeluarkan hewan
dari cangkang
5.
Diperhatikan organ yang ada
6.
Digambarkan bagian tubuh dalam dan
dituliskan sistematika taksonominya.
VI.
Hasil Pengamatan :
|
Gambar : Bekicot (Athatina fulica)
Pembesaran :
|
Keterangan
|
|
|
1.
Apek
2.
Cangkang atas
3.
Tentakel panjang
4.
Mata
5.
Tentakel pendek
6.
Mulut
7.
Perut
8.
Cangkang bawah
Distujui Asisten Meja
(……………………..)
|
|
Gambar : Siput Air (Lymnae sp)
Pembesaran :
|
Keterangan
|
|
|
1.
Apek
2.
Cangkang Atas
3.
Tentatel Panjang
4.
Tentakel Pendek
5.
Cangkang Penutup
6.
Gastropoda
Distujui Asisten Meja
(……………………..)
|
|
Gambar : Kerang (Anodonta gandis)
Pembesaran :
|
Keterangan
|
|
|
1.
Umbo
2.
Cangkang atas
3.
Periostrakum
4.
Cangkang bawah
5.
Sendi
6.
Kaki
Distujui Asisten Meja
(……………………..)
|
|
Gambar : Cumi-cumi (Loligo indica)
Pembesaran :
|
Keterangan
|
|
|
1.
Sirip darsal
2.
Mantel
3.
Siphon
4.
Mata
5.
Tentakel panjang
6.
Penghisap
7.
Tentakel pendek (lengan)
8.
Mulut
Distujui Asisten Meja
(……………………..)
|
VII.
Pembahasan :
Mollusca merupakan hewan yang bertubuh lunak. Tubuhnya lunak dilindungi
oleh cangkang, meskipun ada juga tidak bercangkang. Mollusca hidup secara
heterotrof dengan memakan ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa organisme.
Habitatnya diair tawar, di laut dan didarat.
Pada praktikum mollusca kami mengamati bagian luar dari bekicot, siput
air, kerang dan cumi-cumi. Bekicot dan siput air merupakan spesies pada kelas
gastropoda. Gastropoda adalah kelompok hewan yang menggunakan perut sebagai
alat gerak atau kakinya.
Gastropoda terdiri dari sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel
pendek. Pada ujung tentakel panjang terdapat mata yang mengetahui gelap dan
terang. Sedangkan pada tenakel pendek berfungsi sebagai alat peraba dan pembau.
Bekicot pada umumnya mempunyai kebiasaan hidup ditempat lembab dan aktif
dimalam hari.
Kerang memiliki ciri khas, yaitu kaki berbentuk pipih seperti kapak.
Kaki dapat disalurkan dan digunakan untuk melekat atau menggali pasir dan
lumpur, kerang ada yang hidup menetap dan membenamkan diri di dasar perairan.
Kerang memiliki dua cangkang pipih yang setangkup yang dihubungkan oleh semacam
engsel untuk membuka dan menutup cangkang dengan cara mengencangkan dan
mengendorkan otot.
Kerang tidak memiliki kepala. Mulut terdapat pada rongga mantel, tidak
memiliki rahang atau radula. Sehingga makanannya berupa hewan kecil seperti
protozoa, diatom dan jenis lainnya.
Cumi-cumi merupakan hewan yang memiliki kaki di kepala. Hidupnya dilaut
dengan merayap atau berenang di dasar laut. Cumi-cumi memiliki organ pertahanan
berupa kantong tinta, tinta ini akan dikeluarkan jika hewan lain merasa
terancam dengan menyemburkannya.
Cumi-cumi memiliki 10 tentakel yang terdiri 2 tentakel panjang dan 8
tentakel pendek. Pada ujung tentakel terdapat alat penghisap (tempat masuk dan
keluar air). Tentakel panjang berfungsi untuk menangkap mangsa. Disisi kiri dan
kanan tubuhnya terdapat sirip untuk keseimbangan tubuh, seluruh tubuh cumi-cumi
terbungkus oleh mantel.
VIII.
Kesimpulan :
Dari hasil pengamatan dapat
disimpulkan bahwa :
1.
Mollusca ialah hewan yang bertubuh
lunak, ada yang bercangkang dan ada yang tidak bercangkang. Hidup diair tawar,
daratan dan dilaut.
2.
Bekicot dan siput merupakan
spesies yang berjalan dengan perut sebagai kakinya. Hewan ini memiliki sepasang
tentakel panjang yang diujungnya terdapat mata, dan tentakel pendek untuk
peraba dan pembau.
3.
Kerang merupakan hewan yang
mempunyai ciri khas yaitu kaki yang berbentuk pipih seperti kapak yang
digunakan untuk menggali pasir dan lumpur. Cankang tersusun dari lapisan
periostrakum, primatik dan nakreas.
4.
Tubuh cumi-cumi dapat dibedakan
atas kepala, leher dan badan. Kepala cumi-cumi besar, matanya berkembang dengan
baik karena dapat berfungsi untuk melihat. Mulutnya ditengah, dikelilingi oleh 10
tentakel, 2 tentakel panjang dan 8 tentakel pendek.
PERCOBAAN : V
I.
Judul Praktikum : Phylum Arthopoda
II.
Tanggal Praktikum : 5 Desember 2012
III.
Tujuan Praktikum : Mahasiswa dapat mengetahui metode
koleksi hewan invertebrata.
IV.
Dasar Teori :
Menurut Adun Rusyana (2011 : 141) menyatakan bahwa Arthopoda merupakan
hewan yang kakinya bersegmen-segmen, tubuhnya simetri bilateral yang juga
biasanya terdiri dari sederatan segmen. Pada setiap segmen atau beberapa segmen
terdapat sepasang appendage atau embelan bagian tubuh yang menonjol dan
mempunyai ujung bebas misalnya anggota tubuh.
Menurut Kasjian Rohimohtarto (2005 : 193) menyatakan bahwa sifat filum
ini adalah adanya embelan tubuh yang bersendi dan bebas dari bulu getar. Sifat
umum Arthopoda mencakup kerangka luar keras dari kitin, yakni polisakarida
majemuk, suatu jenis karbohidrat. Cangkang dihasilkan oleh dan
sifatnya yang tidak elastis jika mengeras.
Menurut Wisnu Wardhana (1990 : 111) menyatakan bahwa Arthopoda
mempunyai kulit yang keras terbuat dari kitin, yang berfungsi sebagai
eksoskelet, kulit akan mengalami ekdisis dalam interval waktu tertentu. Anggota
Phylum Arthopoda hidup diair laut, didarat dan diudara.
Menurut Muhammad Ali (2004 : 70) menyatakan bahwa Arthopoda memiliki
kaki beruas. Tubuh dibedakan antara caput, thorax dan abdomen dengan beberapa
variasi. Anggota gerak berpasangan. Saluran pencernaan sempurna, mulut dengan
rahang pada bagian lateral yang beradaptasi sebagai penguyah atau penghisap.
Sistem peredaran darah terbuka atau bersifat lacuner.
Menurut Mukayat Djarubito (1989 : 128) menyatakan bahwa respirasi
Arthopoda berlangsung dengan insang / trakea. Pernafasan dengan trakea selalu
dicirikan dengan adanya porus berpasangan pada tiap segmen. Korda saraf ventral
terletak median, tetapi sering menunjukkan bahwa korda itu berasal ganda.
Biasanya berahang lebih dari sepasang. Jenis kelamin terpisah, namun demikian,
pada jenis-jenis tertentu reproduksi partenogenis merupakan karakteristiknya.
Menurut Cambell (2003 : 230) menyatakan bahwa Arthopoda memiliki sistem
sirkulasi terbuka dimana cairan yang disebut hemolimfa didorong oleh suatu
jantung melalui arteri pendek dan kemudian masuk kedalam ruang yang disebut
sinus yang mengelilingi jaringan dan organ. Hemolimfa memasuki kembali jantung
Arthopoda melalui pori yang umumnya dilengkapi dengan katup.
V.
Alat dan Bahan :
a.
Alat :
1.
Lup
2.
Alat bedah
3.
Plastik / botol
4.
Jarum
5.
Papan bedah
b.
Bahan :
1.
Eter 6. Kepiting
2.
Kapas 7. Capung
3.
Belalang 8. Kupu-kupu
4.
Kaki seribu 9. Lalat
5.
Udang 10.Kecoa
VI.
Cara Kerja :
1.
Dicarilah belalang kaki seriby,
udang, kepiting, capung, kupu-kupu, lalat dan kecoa.
2.
Diamati bagian tubuhnya dan
gambarkan
3.
Dituliskan sistematika taksonomi
hewan tersebut.
4.
Diamatikan hewan dengan eter.
5.
Dibedah hewan untuk melihat organ
bagian dalam, digambarkan.
VII.
Hasil Pengamatan :
|
Gambar : Lalat
Pembesaran :
|
Keterangan
|
|
|
1.
Chepal
2.
Mulut
3.
Antena
4.
Mata
5.
Kaki
6.
Abdoman
7.
Sayap
8.
Anus
9.
Thoraks
Distujui Asisten Meja
(……………………..)
|
|
Gambar : Kecoa
Pembesaran :
|
Keterangan
|
|
|
1.
Antena
2.
Mata
3.
Chepal
4.
Kaki depan
5.
Kaki tengah
6.
Kaki belakang
7.
Sayap
8.
Ekor
9.
Abdomen
Distujui Asisten Meja
(……………………..)
|
|
Gambar : Kaki seribu
Pembesaran :
|
Keterangan
|
|
|
1.
Antena
2.
Mata
3.
Colomna
4.
Segmen
5.
Abdomen
6.
Ekor
7.
Anus
8.
Kaki
9.
Chepal
10.
Bibir atas dan bibir bawah
11.
Apodis segmen
Distujui Asisten Meja
(……………………..)
|
|
Gambar : Capung
Pembesaran :
|
Keterangan
|
|
|
1.
Anthena
2.
Chepal
3.
Mata
4.
Mulut
5.
Abdomen
6.
Segmen
7.
Anus
8.
Kaki belakang
9.
Kaki tengah
10.
Kaki tepan
11.
Thoraks
12.
Sayap depan
13.
Sayap belakang
14.
Stigma
15.
Ovipositor
Distujui Asisten Meja
(……………………..)
|
|
Gambar : Kupu-kupu
Pembesaran :
|
Keterangan
|
|
|
1.
Anthena
2.
Mata
3.
Chepal
4.
Alat penghisap
5.
Sayap depan
6.
Sayap belakang
7.
Segmen
8.
Abdomen
9.
Ekor
10.
Anus
11.
Kaki
12.
Thoraks
Distujui Asisten Meja
(……………………..)
|
|
Gambar : Udang
Pembesaran :
|
Keterangan
|
|
|
1.
Antena
2.
Rostum
3.
Mata
4.
Thoraks
5.
Abdomen
6.
Scapocorix
7.
Antennula
8.
Kaki renang
9.
Kaki jalan
10.
Toles
11.
Telson
12.
Sefalotoraks
13.
Segmen
14.
Chepal
Distujui Asisten Meja
(……………………..)
|
|
Gambar : Kepiting
Pembesaran :
|
Keterangan
|
|
|
1.
Anthena
2.
Mata
3.
Cepit
4.
Kaki renang
5.
Kaki jalan
6.
Kerapaks
7.
Anus
8.
Chepal
Distujui Asisten Meja
(……………………..)
|
|
Gambar : Belalang
Pembesaran :
|
Keterangan
|
|
|
1.
Anthena
2.
Chepal
3.
Prothoraks
4.
Sayap depan
5.
Sayap belakang
6.
Kaki belakang
7.
Femur
8.
Tibia
9.
Tarsus
10.
Ovipositor
11.
Segmen
12.
Anus
13.
Abdoman
14.
Kaki tengah
15.
Metathoraks
16.
Mesathoraks
17.
Coxo
18.
Trochanter
19.
Kaki depan
20.
Labia palpus
21.
Maxillary palpus
22.
Mandibula
23.
Mata
Distujui Asisten Meja
(……………………..)
|
VIII.
Pembahasan :
Arthopoda merupakan hewan yang kakinya bersegmen-segmen. Tubuh
Arthopoda sepenuhya ditutupi oleh kuti kula yang dibangun dari lapisan-lapisan
protein dan kitin. Kutikula itu dapat merupakan pelindung yang tebal dan keras
diatas beberapa bagian tubuh dan fleksibel pada lokasi lain, seperti
persendian, kerangka Arthopoda merupakan struktur yang kuat dan relatif tidak
permeabel terhadap air.
Arthopoda menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungannya dengan
adanya organ sensori yang berkembang baik, yang meliputi mata, reseptor
olfaktori untuk penciuman dan antena untuk sentuhan penciuman, sebagian besar
organ sensori terpusat pada anterior hewan itu.
Pada praktikum Arthopoda, kami mengamati morfologi dari kelas insecta,
crutacea dan myriapoda.
1.
Insecta
Tubuh serangga
memiliki daerah : kepala, thorax dan abdomen. Segmentasi sangat jelas terlihat
disepanjang thorax dan abdoman, tetapi segmen-segmen kepala menyatu. Dikepala
serangga itu terdapat sepasang antena dan sepsang mata mejemuk.
a.
Kecoa
Secara umum kecoa
mempunyai morfologi tubuhnya bulat telur dan pipih dorsoventral. Kepala agak
tersembunyi, dilengkapi sepasang antena panjang yang berbentuk siliform dan
mulut pengunyah. Bagian dada kecoa terdapat 3 kaki dan 2 pasang sayap. Sayap
yang bagian depannya tebal dan bagian belakangnya tipis. Biasanya betina
memiliki sayap yang lebih pendek dari pada jantan (tidak menutup abdomen).
Kecoa mengalami
metamorfosis tidak sempurna (telur-nimpha-dewasa). Kebiasaan hidupnya, kecoa
termasuk binatang malam yang dapat
bergerak cepat dan selalu menghindari cahaya. Kecoa bersifat omnivora memakan
buku, kotoran, kayu lapuk atau makanan dari kanji.
b.
Lalat
Secara morfologi
lalat mempunyai antena pendek dibandingkan dengan nyamuk. Lalat umumnya
mempunyai sepasang sayap asli serta sepasang sayap kecil yang digunakan untuk
menjaga stabilitas saat terbang. Pada sayap kecil yang digunakan untuk menjaga
stabilitas saat terbang. Pada sayap lalat, ada sayap yang beracun dan ada sayap
yang menjadi obat.
Lalat mempunyai
mata majemuk, mata lalat jantan lebih besar dan sangat berdekatan satu sama
lain sedangkan betina tampak terpisah oleh suatu celah. Lalat mempunyai kaki
beruas yang mempunyai rambut. Antena pada lalat dilengkapi dengan alat peraba
yang terdiri dari serangkaian ruas serupa atau tidak.
c.
Capung dan Belalang
Capung mempunyai 3
pasang kaki dan 2 pasang sayap yang transparan serta ruas tubuh sebanyak 8.
Hewan ini bersifat hemometabola, mulut pada hewan ini bertipe pengunyah. Sayap
pada capung yang belakang lebih besar dibandingkan yang depan, capung mempunyai
mata majemuk.
Bentuk morfologi
pada capung dan belalang adalah sama, hanya saja bentuk dan ukuran yang
berbeda.
d.
Kupu-kupu
Ciri spesifik dari
kupu-kupu adalah badan terbagi tiga bagian yaitu, kepala, dada dan perut. Pada
ruas dada adanya 3 pasang kaki dan 2 pasang sayap, alat kelamin dan anus
terdapat pada ujung ruas perut. Pada setiap bagian tubuh tertutup lapisan
lembut, berbulu halus dan berwarna mencolok.
2.
Myriapoda
Kaki seribu
adalah hewan yang mirip cacing, dengan kaki berjalan (dua pasang persegmen)
yang jumlahnya besar. Mereka memakan daun-daun yang busuk dan bahan tumbuhan
lainnya.
Tubuh terdiri
dari kepala, perut dan dada. Dibagian kepala terdapat satu pasang antena
sebagai alat peraba dan sepasang mata tunggal (ocellus). Penambahan jumlah
segmen terjadi pada setiap pergantian kulit, hidupnya ditempat lembab dan gelap
yang mengandung tumbuhan busuk. Respirasi habitat dengan trakea yang tidak
bercabang. Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi.
3.
Crustacea
Ciri umum crustacea
terdapat lima alat gerak. Tiga pasang rahang yaitu, satu pasang mandibula, satu
pasang maksila pertama dan sepasang maksila kedua.
a.
Udang
Tubuh udang
bagian luar terdapat kutikula disusun oleh pectin dan garam-garam. Maka bila
udang direbus warna berubah karena sifat dari basa menjadi asam. Pada bagian
kepala terdapat sepasang mata mejemuk yang bertangkai. Sedangkan mulut terletak
disebelah ventral hampir dekat akhir posterior dari bagian kepala. Pada abdomen
umumnya terdiri atas 6 kuku yang diakhiri dengan bagian terminal yang disebut
terson.
b.
Kepiting
Kepiting adalah binatang berkaki sepuluh, mempunyai perut yang
tersembunyi dibawah thorax. Tubuh kepiting umumnya ditutupi dengan exokeleton
(rangka luar) yang sangat keras. Seluruh kepiting mempunyai chelipeds dan empat
pasang kaki jalan. Pada bagian kaki juga dilengkapi dengan kuku dan sepasang
penjepit yang digunakan untuk memegang dan membawa makanan, menggali, membuka
kulit kerang dan juga sebagai senjata menghadapi musuh. Kepiting memiliki
sepasang mata yang terletak pada tangkai, dimana mata ini dapat dimasukkan
kedalam rongga pada saat dirinya terancam.
IX.
Kesimpulan :
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
1.
Arthopoda merupakan hewan yang
kakinya bersegmen-segmen. Arthopoda menyesuaikan diri dengan baik terhadap
lingkungannya dengan adanya organ sensori yang berkembang.
2.
Kecoa secara umum mempunyai
morfologi tubuhnya bulat telur dan pipih dorsoventral, kepala agak tersembunyi
dilengkapi sepsang antena panjang yang berbentuk filiom dan mulut pengunyah.
Kecoa mengalami metamorfosis tidak sempurna.
3.
Lalat mempunyai antena pendek
dibandingkan dengan nyamuk. Lalat umumnya mempunyai sepasang sayap asli serta
sepasang sayap kecil.
4.
Capung dan belalang mempunyai
bentuk morfologi yang sama, hanya saja bentuk dan ukuran yang berbeda.
5.
Kupu-kupu ciri spesifik yaitu
badan yang terbagi atas tiga bagian yaitu kepala, dada dan perut. Pada setiap
bagian tubuhnya tertutup lapisan lembut, berbulu halus dan berwarna mencolok.
6.
Udang memiliki tubuh bagian luar
yang terdapat kutikula disusun oleh pectin dan garam. Maka bila direbus udang
akan memerah karena sifat basa berubah menjadi asam.
7.
Kepiting adalah hewan berkaki
sepuluh, mempunyai perut yang tersembunyi dibawah rangka luar yang keras, dan
mempunyai sepasang mata yang terletak pada tangkai. Dimana mata ini akan masuk
kedalam pada saat dia terancam.
PERCOBAAN : VI
I.
Judul Praktikum : Membuat Insectarium
II.
Tanggal Praktikum : 12 Desember 2012
III.
Tujuan Praktikum : Mahasiswa dapat membuat koleksi
hewan invertebrata.
IV.
Dasar Teori :
Menurut Kadaryanto (2006 : 14) menyatakan bahwa koleksi objek biologi
adalah insectarium, herbarium dan taksidermi. Insektarium adalah pengoleksi
serangga kering yang diawetkan.
Menurut Sinta Siska (2010 : 223) menyatakan bahwa insectarium tempat
yang digunakan untuk memelihara dan membiakkan serangga sebagai bahan
penelitian.
Menurut Istamar Syamsuri (2006 : 15) menyatakan bahwa awetan kering
tumbuhan disebut herbarium. Sedangkan awetan sering serangga disebut
insectarium. Hewan vertebrata dapat diawetkan dengan membuat otot dan dagingnya
sehingga tinggal kulit dn rangkanya. Selanjutnya hewan diisi dengan kapas atau
kapuk dan dibentuk sesuai dengan aslinya disebut taksidermi.
V.
Alat dan Bahan :
a.
Alat :
1.
Jaring serangga 4. Jarum
Pentul
2.
Kantong plastik 5. Plastik
penutup
3.
Kotak awetan 6. Busa / gabus.
b.
Bahan
1.
Kloropom
2.
Kapas
3.
Formalin 5 %
4.
Kamfer
VI.
Cara Kerja :
1.
Ditangkap serangga (kupu-kupu /
capung / belalang) dengan menggunakan jaring serangga. Hati-hati terhadap
serangga berbahaya.
2.
Dimatikan serangga dengan jalan
memasukkan kedalam kantong plastik yang telah diberi kapas yang dibasahi
klorofom
3.
Serangga yang sudah mati
dimasukkan kedalam kantong tersendiri atau stoples. Kupu-kupu dan capung
dimasukkan kedalam amplop dengan hati-hati agar sayapnya tidak patah.
4.
Disuntik tubuh/badan serangga
dengan formalin 5%. Disapu bagian tubuh luar dengan formalin 5%.
5.
Sebelum mengering, ditusuk bagian
dada serangga dengan jarum pentul.
6.
Jika menggunakan belalang,
direntangkan salah satu sayap kearah luar, jika menggunakan kupu-kupu, sayapnya
direntangkan pada papan perentang atau kertas tebal, sehingga tampak indah.
Demikian pula jika menggunakan capung.
7.
Pengering cukup dilakukan didalam
ruangan pada suhu kamar. Ditancapkan jarum pentul pada busa.
8.
Setelah kering, serangga
dimasukkan kedalam kotak insectarium (dari karton atau kayu) kedalam kotak
insectarium dimasukkan kapur barus (komfer).
9.
Diberi label (ditempelkan disisi
luar kotak) yang memuat : nama kolektor, nomor koleksi, tanggal pembuatan, nama
serangga (ilmiah, daerah) nama suku/famili dan catatan khusus lainnya.
VII.
Pembahasan :
Koleksi objek biologi dapat dilakukan dengan cara insectarium,
herbarium dan taksidermi. Hewan invertebrata dikoreksi dengan insektarium,
yaitu pengeringan yang dilakukan pada serangga. Pengawetan tersebut diperlukan
terutama untuk memenuhi kebutuhan pada masa yang akan datang sebagai alat
peraga dan eksperimen dalam kegiatan belajar mengajar.
Sebelum mengkorelasi hewan invertebrata, terlebih dahulu harus
mengetahui bermacam-macam cairan pengawet, teknik pembuatan serta keguanaannya.
Pada praktikum insectarium ini, kami mengawetkan kupu-kupu yang terdiri dari
beberapa spesies yaitu Danaus chrysippus dan
Hipolimnas misippus.
Kupu-kup ditangkap dengan cara ditangkap dengan jaring serangga, yang
kemudian dimasukkan kedalam tempat yang berisi kapas yang telah dibasahi
klorofom. Setelah kupu-kupu tersebut mati, kemudian ditusuk dengan menggunakan
jarum serangga pada bagian thoraks dan sayap, yang kemudian ditancapkan pada
kotak insectarium dan disuntik dengan formalin 5% untuk mengawetkannya.
Serangga sangat menarik untuk diamati dan dipelajari,karena dalam dunia
pengetahuan, dari sekian banyak jenis hewan yang ada dipermukaan bumi, ternyata
serangga adalah hewan yang sangat banyak.
Mengkoreksi serangga dilakukan untuk berbagai keperluan penelitian,
seperti identifikasi, mempelajari struktur morfologi dan mempelajari struktur
habitat serta keperluan penelitian lain.
VIII.
Kesimpulan :
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
1.
Insectarium ialah pengeringan atau
pengawetan yang dilakukan pada serangga, pengawetan tersebut dilakukan untuk
alat peraga dan eksperimen dalam belajar mengajar.
2.
Serangga yang telah ditangkap dan
dimatikan dengan klorofom, kemudian disuntik badannya dengan formalin 5% untuk
pengawetan tubuhnya dan untuk dijauhi dari serangga lain.
3.
Insecta merupakan kelas yang
terbanyak spesiesnya dari pada spesies dari kelas lain sampai ¾ bagian, karena
itu mudah untuk membuatkoleksi dari pembelajaran ari kelas insecta.
X.
Daftar Pustaka
Ali
Muhammad, Zoologi Invertebrata, Banda
Aceh: Arraniry Press, 2004
Cambell,
Biologi Jilid 2 edisi 5, Jakarta :
Erlangga, 2003
Djarubioto
Mukayat, Zoologi Dasar, Jakarta :
Erlangga, 1989
Kadaryanto,
Biologi, Bandung : KDT, 2006
Ristiati,
Mikrologi Umum, Jakarta : PGSM, 2000
Rohimohtarto
Kasjian, Biologi Laut, Jakarta:
Djambatan, 2005
Rusyana
Adun, Zoologi Invertebrata, Bandung :
Alfabeta, 2011
Siska
sinta, Kamus Biologi, Jakarta :
Erlangga, 2010
Sutio, Mikrobiologi, Banda Aceh: AKBID
Muhammadiyah, 2011
Suwignyo
Sugiarti, Avertebrata Air, Jakarta :
Penebar Surya, 2005
Syamsuri
Istamar, Biologi, Jakarta: Erlangga,
2006
Wardhana
Wisnu, Taksonomi Avertebrata, Jakarta
: Universitas Indonesia Press, 1990
Tidak ada komentar:
Posting Komentar